Doa Iftitah: Keutamaan dan Bacaan dalam Salat

doa iftitah

Doa iftitah berasal dari kata “fataha” yang artinya pembukaan, serumpun dengan kata “miftah” yang bermakna alat pembuka atau kunci. Doa ini menjadi doa kunci yang berfungsi sebagai pembuka dalam setiap salat, memuat kandungan berupa laporan akan kehadiran diri memenuhi panggilan Allah SWT.

Doa iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Doa ini dibaca pada rakaat pertama saja dan hukumnya adalah sunnah menurut kesepakatan mayoritas ulama.

Dalil dan Hujjah Doa Iftitah

Praktik membaca doa iftitah didasarkan pada hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: …” فذكره

Artinya: “Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika salat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa iftitah).” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Dalil lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa membaca doa iftitah dalam salat malamnya. Dari Abu Salmah bin Abdurrahman bin Auf, ia berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin. Dengan bacaan apa Nabi memulai salatnya apabila ia bangun dari tidur di malam hari?” Aisyah berkata: “Apabila bangun dari tidur malam, maka Rasulullah membaca doa iftitah dalam salatnya.”

Keutamaan Doa Iftitah

Membuka Pintu-Pintu Langit

Salah satu keutamaan terbesar doa iftitah adalah dibukanya pintu-pintu langit berkat bacaan doa tersebut. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA yang berkata:

“Ketika kami salat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan ‘Allahuakbar kabira walhamdu lillahi katsira wasubhanalla hibukratawwa ashiilan’. Selesai salat, Rasulullah SAW bertanya, ‘Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?’ Seorang sahabat menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Beliau lalu bersabda, ‘Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu’ Kata Ibnu Umar, ‘Maka aku tak pernah lagi meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu.'” (HR Muslim)

Menyucikan Diri dari Dosa

Doa iftitah, terutama yang berbunyi “Allahumma baid”, berisi permohonan agar dosa-dosa dihapus sejauh timur dan barat, sehingga hati menjadi lebih bersih sebelum melanjutkan salat. Doa ini mengandung pengakuan akan kesalahan dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Menambah Kekhusyukan dalam Salat

Dengan membaca doa iftitah, seorang Muslim dapat lebih mendalami makna ibadah dan menghadirkan ketenangan serta kesungguhan dalam berdialog dengan Allah. Doa ini membantu menyatukan hati dan pikiran, memusatkan perhatian pada ibadah yang akan dilakukan.

Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW

Membaca doa iftitah merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai riwayat hadits, sehingga mengamalkannya mendatangkan pahala tambahan bagi seorang Muslim. Berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majah No. 209: “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku dan diamalkan oleh manusia. Maka ia akan memperolehkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.”

Mengundang Kehadiran Ilahi

Doa iftitah merupakan panggilan untuk mengundang kehadiran Ilahi dalam ibadah salat. Dengan membaca doa ini, kita mengakui posisi kita yang berdiri di hadapan-Nya untuk beribadah, mencari petunjuk, serta rahmat-Nya.

Macam-Macam Doa Iftitah

Berdasarkan berbagai riwayat hadits shahih, terdapat beberapa bentuk doa iftitah yang diajarkan Rasulullah SAW:

1. Doa Iftitah “Allahumma Baid” (Paling Shahih)

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dibersihkannya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa ini adalah yang paling shahih di antara doa iftitah lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari.

2. Doa Iftitah “Subhanakallahuma”

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Latin: Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuk.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi)

3. Doa Iftitah “Allahu Akbar Kabira”

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Latin: Allahu akbar kabiran walhamdulillahi kathiran wa subhanallahi bukratan wa ashilan. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fataras samawati wal ardha hanifan musliman wama ana minal mushrikin. Inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la sharika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.”

4. Doa Iftitah untuk Salat Malam

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيْكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Latin: Allahumma robba jibroo-iila wa mii-ka-iila wa isroofiila, faathiros samaawati wal ardhi ‘aliimal ghoibi wasy syahaadah anta tahkumu bayna ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shirootim mustaqiim.

Artinya: “Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim)

Hukum Membaca Doa Iftitah Menurut Empat Mazhab

Mazhab Syafi’i dan Maliki

Kedua mazhab ini sepakat bahwa hukum membaca doa iftitah adalah sunnah baik dalam salat fardhu maupun sunnah, untuk imam maupun makmum.

Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi menyatakan bahwa doa iftitah yang dianjurkan adalah “Subhanakallahumma wa bi hamdika…”. Namun, mereka memiliki ketentuan khusus: doa iftitah tidak boleh dibaca bila imam sudah memulai membaca surat, baik dengan suara keras maupun pelan.

Mazhab Hanbali

Mazhab Hanbali menganjurkan agar makmum membaca ta’awwudz dan doa iftitah dalam salat sirriyyah maupun jahriyyah, tetapi pada saat imam berhenti membaca.

Kapan dan Cara Membaca Doa Iftitah

Waktu Membaca

  • Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah

  • Hanya dibaca pada rakaat pertama saja

  • Dibaca dalam salat fardhu dan sunnah, kecuali salat jenazah, salat Idul Fitri, dan Idul Adha

Ketentuan Khusus untuk Salat Ied

Dalam salat Ied, doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram, kemudian dilanjutkan dengan takbir zawaid (takbir tambahan), baru kemudian ta’awudz dan membaca surat.

Cara Membaca

  • Dibaca dengan suara pelan agar tidak mengganggu kekhusyukan

  • Jika lupa membaca doa iftitah, tidak perlu sujud sahwi karena hukumnya sunnah

  • Bagi makmum dalam salat jahriyyah, sebaiknya mendengarkan bacaan imam

Manfaat Spiritual Doa Iftitah

Doa iftitah mengandung makna mendalam yang dapat meningkatkan kualitas spiritual seseorang dalam beribadah:

  1. Pengakuan Kebesaran Allah: Setiap kalimat dalam doa iftitah mengandung pengakuan dan pujian terhadap kebesaran Allah serta penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya

  2. Kesadaran akan Tujuan Hidup: Doa ini mengingatkan bahwa segala ibadah, hidup, dan mati hanya untuk Allah semata

  3. Permohonan Petunjuk: Melalui doa iftitah, seorang hamba memohon petunjuk dan hidayah dari Allah dalam menjalankan kehidupan

  4. Pembersihan Jiwa: Doa iftitah membantu membersihkan jiwa dari segala kotoran dan dosa sebelum menghadap Allah dalam salat

Dengan memahami keutamaan dan makna yang terkandung dalam doa iftitah, umat Muslim diharapkan dapat menjalankan ibadah salat dengan lebih khusyuk dan bermakna. Doa ini menjadi kunci pembuka yang menghantarkan hamba untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dalam keadaan yang suci dan penuh ketundukan.

Rekomendasi Terbaru