
Daftar Isi
ToggleSholat dhuha berasal dari kata “dhuha” yang secara bahasa bermakna nama untuk awal siang hari atau pagi. Dalam terminologi fiqih, sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha, yaitu mulai matahari terbit seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke arah barat).
Hikmah pelaksanaan sholat dhuha pada waktu utama ini adalah agar setiap seperempat siang tidak kosong dari sholat. Seperempat siang pertama ada sholat Subuh, seperempat siang kedua ada sholat Dhuha, seperempat siang ketiga pada sholat Dzuhur, dan seperempat siang keempat ada sholat Ashar.
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun sholat dhuha memiliki dasar yang kuat dari berbagai ayat yang menganjurkan ibadah di waktu pagi dan berzikir kepada Allah di awal hari.
1. Hadits Abu Dzarr RA
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Artinya: “Dari Abu Dzarr, dari Nabi SAW, beliau bersabda: ‘Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh sendi salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha.'” (HR. Muslim no. 720)
2. Hadits Abu Hurairah RA
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Artinya: “Kekasihku (Rasulullah) SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan dua rakaat sholat dhuha, dan melaksanakan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hadits Qudsi tentang Kecukupan Rezeki
يا ابنَ آدمَ اركعْ لي من أولِ النهارِ أربعَ ركَعاتٍ أكْفِكَ آخِرَه
Artinya: “Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) karena Aku pada awal siang (sholat dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR Tirmidzi)
Niat merupakan rukun utama dalam setiap ibadah. Berikut adalah bacaan niat sholat dhuha berdasarkan jumlah rakaatnya:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnatadh dhuhaa arba’a roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha empat rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah ta’ala”
Niat dibaca dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram
Boleh diucapkan dengan suara pelan untuk memperkuat niat
Jika lupa membaca niat sebelum takbir, sholat tetap sah karena niat sudah ada dalam hati
Waktu sholat dhuha dimulai ketika matahari sudah naik dengan tinggi, sekitar 45 menit hingga 1,5 jam setelah matahari terbit, dan berakhir sebelum masuknya waktu sholat Dzuhur. Dalam waktu yang tepat, sholat dhuha dapat dilaksanakan pada pukul 07:00-11:00 WIB.
Menurut para ulama, waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha adalah ketika matahari mulai terasa panas atau seperempat siang yang dihitung dari setelah matahari terbit. Buya Yahya menjelaskan bahwa waktu yang paling afdhol adalah 3 jam setelah matahari terbit, yaitu sekitar pukul 09:00-11:00 WIB.
Dalil tentang waktu terbaik:
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ »
Artinya: “Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat dhuha, lalu ia berkata: ‘Mereka telah mengetahui bahwa sholat pada selain waktu ini lebih utama.’ Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ‘Sholat orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin) adalah ketika anak unta merasakan panasnya pasir (karena terik matahari).'” (HR. Muslim)
Terdapat tiga waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat dhuha:
Setelah sholat subuh hingga matahari terbit sempurna
Saat matahari tergelincir ke arah barat (menjelang dzuhur)
Ketika matahari hampir terbenam (menjelang maghrib)
Menurut kesepakatan ulama, jumlah rakaat sholat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal bervariasi menurut pendapat ulama:
Mazhab Syafi’i (mayoritas): maksimal 8 rakaat
Imam ar-Rafi’i dan Imam ar-Ruyani: maksimal 12 rakaat
Berdasarkan berbagai hadits dan pendapat ulama:
Minimal: 2 rakaat
Paling afdhol: 4 rakaat (sesuai hadits Aisyah RA)
Sempurna: 6 rakaat
Maksimal: 8 rakaat (berdasarkan hadits shahih)
Maksimal menurut riwayat lemah: 12 rakaat
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi, dari Abu Dzar RA, Nabi SAW bersabda:
“Jika kamu sholat dhuha 2 rakaat maka tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai, jika kamu sholat 4 rakaat maka akan dicatat sebagai muhsinin, jika kamu sholat 6 rakaat maka dicatat sebagai orang yang sering berdiri sholat, jika kamu sholat 8 rakaat maka dicatat sebagai orang yang sukses/beruntung, jika kamu sholat 10 rakaat maka dosamu tidak akan dicatat di hari itu, jika kamu sholat 12 rakaat maka Allah akan bangunkan rumah di surga bagimu.”
Berwudhu dengan sempurna
Menghadap kiblat di tempat yang suci
Menenangkan hati dan pikiran
Rakaat Pertama:
Membaca niat sholat dhuha dalam hati bersamaan takbiratul ihram
Takbiratul ihram sambil mengucapkan “Allahu Akbar”
Membaca doa iftitah (sunnah)
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat pendek (dianjurkan Surat Asy-Syams)
Rukuk dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud pertama dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
Sujud kedua dengan tuma’ninah
Rakaat Kedua:
11. Berdiri untuk rakaat kedua
12. Membaca surat Al-Fatihah
13. Membaca surat pendek (dianjurkan Surat Ad-Dhuha)
14. Rukuk dengan tuma’ninah
15. I’tidal dengan tuma’ninah
16. Sujud pertama dengan tuma’ninah
17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
18. Sujud kedua dengan tuma’ninah
19. Tasyahud akhir dengan tuma’ninah
20. Salam ke kanan dan kiri
21. Membaca doa setelah sholat dhuha
Sholat dhuha dikerjakan secara munfarid (tidak berjamaah)
Jika lebih dari 2 rakaat, harus salam setiap 2 rakaat
Boleh dilakukan secara bertahap sepanjang hari dalam waktu dhuha
Berdasarkan kitab Al-Taqriratus Sadidah dan Hawasyi Tuhfatil Muhtaj, terdapat empat surat yang dianjurkan untuk dibaca dalam sholat dhuha15:
Surat Asy-Syams (Al-Syams)
Surat Ad-Dhuha
Surat Al-Kafirun
Surat Al-Ikhlas
Untuk 2 Rakaat:
Rakaat pertama: Surat Asy-Syams
Rakaat kedua: Surat Ad-Dhuha
Untuk 4 Rakaat:
Rakaat pertama: Surat Asy-Syams
Rakaat kedua: Surat Ad-Dhuha
Rakaat ketiga: Surat Al-Kafirun
Rakaat keempat: Surat Al-Ikhlas
Hadits riwayat Imam Al-Baihaqi dari Uqbah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan melaksanakan dua rakaat sholat dhuha dengan membaca dua surah, yaitu Asy-Syams dan Ad-Dhuha.
Berdasarkan hadits Abu Dzarr RA, sholat dhuha 2 rakaat dapat menggantikan kewajiban bersedekah untuk 360 persendian dalam tubuh manusia. Setiap tasbih, tahmid, tahlil, takbir, amar makruf, dan nahi munkar adalah sedekah, namun semuanya dapat tercukupi dengan dua rakaat sholat dhuha.
Salah satu keutamaan paling terkenal dari sholat dhuha adalah sebagai pembuka pintu rezeki. Allah SWT menjanjikan kecukupan kebutuhan hidup bagi mereka yang rutin melaksanakan sholat dhuha empat rakaat di awal siang.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang selalu mengerjakan sholat dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan” (HR. Tirmidzi).
Bagi mereka yang melaksanakan sholat subuh berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga matahari terbit dan dilanjutkan dengan sholat dhuha, pahala yang diperoleh setara dengan pahala haji dan umrah yang sempurna.
Hadits menyebutkan: “Barang siapa sholat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sholat dhuha memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ghanimah perang. Orang yang melaksanakannya adalah yang paling dekat tujuannya, paling banyak keuntungannya, dan paling cepat kembalinya.
Berdasarkan hadits al-Baihaqi, pelaksana sholat dhuha akan dicatat dalam berbagai kategori mulia: tidak lalai (2 rakaat), muhsinin (4 rakaat), sering berdiri sholat (6 rakaat), sukses dan beruntung (8 rakaat), tidak dicatat dosanya (10 rakaat), dan dibangunkan istana di surga (12 rakaat).
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fayassirhu, wa in kaana haraaman fathahhirhu, wa in kaana ba’idan faqarribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaa-ika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu. Wahai Tuhanku, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang soleh.”
اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَصْبَحْتُ عَبْدَكَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ، خَلَقْتَنِي وَلَمْ أَكُ شَيْئًا، أَسْتَغْفِرُكَ لِدِينِي فَإِنَّهُ قَدْ أَرْهَقَتْنِي ذُنُوبِي وَأَحَاطَتْ بِي إِلَّا تَغْفِرْهَا فَاغْفِرْهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Latin: Allahumma lakal hamdu, ashbahtu ‘abdaka ‘ala ahdika wa wa’dika kholaqtani wa lam aku syaia, astaghfiruka lidini fa innahu qod arhaqotni dzunubi wa ahathot bi illa taghfirha faghfirha ya arhamar rahimin
Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Aku memasuki waktu pagi sebagai hamba-Mu untuk memenuhi janji-janji-Mu. Engkau menciptakan aku sementara aku bukan apa-apa. Aku memohon ampunan kepada-Mu untuk agamaku, sesungguhnya dosa-dosaku telah membebaniku dan telah meliputiku kecuali Engkau memaafkannya, maka maafkanlah wahai Dzat paling penyayang di antara para penyayang.”
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Latin: Rabbighfir lii, warhamnii, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaaburrahiim
Artinya: “Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang.”
Dzikir ini dianjurkan dibaca sebanyak 40 atau 100 kali jika memungkinkan.
Berwudhu dengan sempurna dan dalam keadaan suci
Memilih tempat yang bersih dan tenang untuk beribadah
Menghadap kiblat dengan penuh khusyuk
Menenangkan hati dan pikiran dari urusan duniawi
Berniat dengan ikhlas karena Allah SWT semata
Membaca dengan tartil dan tidak terburu-buru
Melakukan gerakan dengan tuma’ninah (tenang dan sempurna)
Meresapi makna bacaan yang dibaca
Menghindari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi pahala sholat
Memilih surat-surat yang dianjurkan untuk dibaca
Berdzikir dan berdoa dengan penuh harapan
Memohon ampunan dan rizki yang halal dan barokah
Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah
Melanjutkan aktivitas dengan semangat dan optimisme
Menjadikan sholat dhuha sebagai rutinitas harian
Mulai Bertahap
Awali dengan 2 rakaat saja
Pilih waktu yang sama setiap hari
Konsisten selama 21 hari untuk membentuk kebiasaan
Persiapan Malam Hari
Niatkan untuk bangun lebih awal
Siapkan tempat sholat yang nyaman
Tidur lebih awal agar tidak kesiangan
Manfaatkan Pengingat
Set alarm khusus waktu sholat dhuha
Buat catatan visual di tempat yang mudah dilihat
Bergabung dengan grup motivasi sholat dhuha
Pahami Manfaatnya
Renungkan keutamaan yang telah dijelaskan
Rasakan perubahan positif dalam hidup
Bagikan pengalaman dengan orang lain
Kesibukan Aktivitas:
Manfaatkan jeda antar aktivitas
Lakukan di tempat kerja saat jam istirahat
Bagi menjadi beberapa kali (2+2 rakaat)
Rasa Malas:
Ingat keutamaan pembuka rezeki
Mulai dengan doa singkat dulu
Ajak keluarga untuk saling mengingatkan
Lupa Waktu:
Pasang pengingat di HP
Hubungkan dengan aktivitas rutin lain
Buat jurnal sholat dhuha harian
Sholat dhuha adalah mutiara berharga dalam khazanah ibadah Islam yang menawarkan keberkahan luar biasa bagi siapa saja yang mau mengamalkannya. Dengan bacaan niat yang benar, pelaksanaan tata cara sesuai sunnah, dan konsistensi dalam beribadah, sholat dhuha menjadi jembatan spiritual yang menghubungkan kita dengan rahmat dan berkah Allah SWT.
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, sholat dhuha adalah investasi akhirat yang memberikan keuntungan duniawi. Dari pembukaan pintu rezeki, pengampunan dosa, hingga pembangunan istana di surga, semua keutamaan ini menanti mereka yang istiqomah dalam melaksanakannya.
Yuk mulai dari sekarang, jadikan sholat dhuha sebagai rutinitas pagi yang tidak terlewatkan. Rasakan sendiri bagaimana kehidupan menjadi lebih barokah, tenang, dan penuh berkah. Bagikan juga artikel ini kepada keluarga dan sahabat agar mereka pun dapat merasakan manfaat luar biasa dari sholat dhuha!
1. Berapa rakaat minimal dan maksimal sholat dhuha?
Sholat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat menurut riwayat yang ada. Namun mayoritas ulama menyepakati maksimal 8 rakaat berdasarkan hadits yang lebih kuat. Yang paling afdhol adalah 4 rakaat.
2. Bolehkah sholat dhuha dilakukan setelah sholat subuh langsung?
Tidak boleh. Sholat dhuha harus menunggu hingga matahari benar-benar terbit dan terasa panasnya, sekitar 45 menit hingga 1,5 jam setelah terbit matahari atau sekitar pukul 07:00-11:00 WIB.
3. Apakah wajib membaca surat tertentu dalam sholat dhuha?
Tidak wajib, namun dianjurkan membaca Surat Asy-Syams pada rakaat pertama dan Ad-Dhuha pada rakaat kedua. Jika tidak hafal, boleh diganti dengan surat pendek lainnya dari Al-Qur’an.
4. Bisakah sholat dhuha dilakukan secara berjamaah?
Sholat dhuha sebaiknya dilakukan secara munfarid (sendiri). Meskipun tidak dilarang berjamaah, namun sunnah yang lebih kuat adalah melakukannya secara individual.
5. Apa yang harus dilakukan jika terlupa melaksanakan sholat dhuha?
Jika masih dalam waktu dhuha (sebelum dzuhur), segera laksanakan. Jika sudah lewat waktu, tidak perlu diqadha karena sholat dhuha adalah sholat sunnah yang terikat waktu. Niatkan untuk konsisten di hari berikutnya.