Pengertian Ethereum: Platform Blockchain Terdesentralisasi
Ethereum adalah platform komputasi terdesentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain. Berbeda dengan Bitcoin yang utamanya berfungsi sebagai mata uang digital, Ethereum dirancang sebagai platform yang memungkinkan pengembang untuk membangun dan menjalankan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan smart contract.
Bayangkan Ethereum seperti komputer global yang tidak dimiliki oleh siapa pun. Platform ini memungkinkan siapa saja untuk memprogram aplikasi yang berjalan persis seperti yang diprogram, tanpa kemungkinan penipuan, sensor, atau intervensi pihak ketiga. Ethereum tidak hanya mentransfer nilai, tetapi juga menjalankan program komputer di seluruh jaringannya.
“Ethereum adalah platform komputasi terdesentralisasi yang menjalankan smart contract: aplikasi yang berjalan persis seperti yang diprogram tanpa kemungkinan downtime, sensor, penipuan, atau intervensi pihak ketiga.” – Vitalik Buterin
Sejarah Singkat Ethereum dan Penciptanya
Ethereum pertama kali diusulkan pada akhir 2013 oleh Vitalik Buterin, seorang programmer dan penulis berusia 19 tahun yang tertarik pada Bitcoin dan blockchain. Buterin merasa Bitcoin memiliki keterbatasan dalam fungsionalitasnya dan menginginkan platform yang lebih fleksibel untuk pengembangan aplikasi.
Tonggak Penting dalam Sejarah Ethereum:
- November 2013: Vitalik Buterin menerbitkan whitepaper Ethereum, menguraikan visinya tentang platform blockchain yang dapat diprogram.
- Januari 2014: Pengembangan Ethereum diumumkan secara publik, dengan tim pendiri termasuk Vitalik Buterin, Mihai Alisie, Anthony Di Iorio, dan Charles Hoskinson.
- Juli-Agustus 2014: Ethereum meluncurkan Initial Coin Offering (ICO), mengumpulkan sekitar 31.000 Bitcoin (senilai sekitar $18 juta saat itu).
- 30 Juli 2015: Jaringan utama Ethereum (Frontier) diluncurkan, menandai kelahiran blockchain Ethereum.
- Juni 2016: The DAO hack terjadi, mengakibatkan fork pada blockchain Ethereum menjadi Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC).
- 2017-2018: Boom ICO meningkatkan popularitas Ethereum sebagai platform untuk token digital.
- Desember 2020: Peluncuran fase 0 Ethereum 2.0 (Beacon Chain), memulai transisi ke proof-of-stake.
- September 2022: The Merge berhasil dilaksanakan, mengubah mekanisme konsensus Ethereum dari proof-of-work ke proof-of-stake.
Perbedaan Antara Ethereum dan Bitcoin
Meskipun Bitcoin dan Ethereum sama-sama menggunakan teknologi blockchain, keduanya memiliki tujuan dan karakteristik yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mengerti posisi unik Ethereum dalam dunia cryptocurrency.
Aspek | Bitcoin | Ethereum |
Tujuan Utama | Mata uang digital terdesentralisasi, penyimpan nilai | Platform komputasi terdesentralisasi untuk menjalankan smart contract dan dApps |
Diluncurkan | 2009 oleh Satoshi Nakamoto | 2015 oleh Vitalik Buterin dan tim |
Bahasa Pemrograman | Script (terbatas) | Solidity, Vyper (Turing complete) |
Waktu Block | ~10 menit | ~12-14 detik |
Mekanisme Konsensus | Proof-of-Work | Proof-of-Stake (setelah The Merge) |
Pasokan Maksimum | 21 juta BTC | Tidak terbatas, tetapi dengan tingkat inflasi yang terkontrol |
Fungsi Token | Terutama sebagai mata uang dan penyimpan nilai | ETH digunakan sebagai “gas” untuk menjalankan aplikasi dan juga sebagai mata uang |
Analogi Sederhana: Jika Bitcoin adalah “emas digital” yang dirancang terutama sebagai mata uang, Ethereum lebih seperti “komputer global” yang memungkinkan pengembangan berbagai aplikasi. Bitcoin fokus pada satu kasus penggunaan yang dilakukan dengan sangat baik, sementara Ethereum menyediakan platform yang fleksibel untuk berbagai macam aplikasi.
Cara Kerja Ethereum dan Teknologi Blockchain
Untuk memahami cara kerja Ethereum, kita perlu mengenal teknologi blockchain yang menjadi fondasinya, serta konsep unik seperti smart contract dan gas fee yang membedakan Ethereum dari blockchain lainnya.
Prinsip Dasar Cara Kerja Ethereum:
1. Blockchain Ethereum
Seperti Bitcoin, Ethereum menggunakan blockchain—buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi. Namun, blockchain Ethereum tidak hanya menyimpan catatan transaksi, tetapi juga kode program (smart contract) dan status aplikasi.
2. Ethereum Virtual Machine (EVM)
EVM adalah mesin virtual yang memungkinkan siapa pun menjalankan program komputer pada jaringan blockchain. Ini adalah “komputer dunia” yang dapat menjalankan kode dengan keamanan dan konsistensi yang dijamin, tanpa memerlukan kepercayaan pada pihak ketiga.
3. Gas dan Gas Fee
Setiap operasi pada jaringan Ethereum membutuhkan sumber daya komputasi. “Gas” adalah unit pengukuran untuk sumber daya komputasi yang diperlukan. Pengguna membayar gas fee dalam ETH untuk menjalankan transaksi atau smart contract, yang mencegah spam dan memastikan efisiensi jaringan.
4. Proof-of-Stake
Sejak The Merge pada September 2022, Ethereum menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake. Dalam sistem ini, validator yang mempertaruhkan (stake) ETH mereka mengamankan jaringan dan memvalidasi transaksi, menggantikan penambang dalam sistem proof-of-work sebelumnya.
Smart Contract: Inovasi Utama Ethereum
Smart contract adalah salah satu inovasi paling revolusioner yang diperkenalkan oleh Ethereum. Pada dasarnya, smart contract adalah program komputer yang berjalan di blockchain Ethereum dan mengeksekusi perjanjian secara otomatis ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Karakteristik Utama Smart Contract:
- Self-executing: Smart contract mengeksekusi sendiri ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi, tanpa memerlukan intervensi manual.
- Immutable: Setelah di-deploy ke blockchain, kode smart contract tidak dapat diubah, memastikan bahwa aturan yang disepakati tidak dapat dimanipulasi.
- Transparent: Semua pihak dapat melihat kode smart contract dan memverifikasi bahwa kontrak akan berjalan seperti yang diharapkan.
- Distributed: Smart contract berjalan di semua node dalam jaringan Ethereum, sehingga tidak ada titik kegagalan tunggal.
- Trustless: Pihak-pihak yang tidak saling percaya dapat bertransaksi tanpa memerlukan perantara, karena eksekusi kontrak dijamin oleh kode dan jaringan.
Contoh Penggunaan Smart Contract:
1. DeFi (Decentralized Finance)
Smart contract memungkinkan pembuatan aplikasi keuangan terdesentralisasi seperti pinjaman, tabungan berbunga, dan pertukaran aset tanpa perantara. Protokol seperti Aave, Compound, dan Uniswap semuanya dibangun menggunakan smart contract Ethereum.
2. NFT (Non-Fungible Token)
NFT adalah token digital unik yang mewakili kepemilikan aset digital atau fisik. Smart contract ERC-721 dan ERC-1155 memungkinkan pembuatan NFT yang telah merevolusi industri seni digital, game, dan koleksi.
3. DAO (Decentralized Autonomous Organizations)
DAO adalah organisasi yang diatur oleh smart contract dan tidak memiliki otoritas pusat. Anggota DAO dapat mengajukan dan memilih proposal, dengan keputusan dieksekusi secara otomatis melalui smart contract.
Bahasa Pemrograman Smart Contract: Solidity adalah bahasa pemrograman paling populer untuk menulis smart contract di Ethereum. Bahasa ini dirancang khusus untuk mengimplementasikan smart contract dan memiliki sintaks yang mirip dengan JavaScript. Bahasa alternatif termasuk Vyper (mirip Python) dan Yul (bahasa tingkat rendah).
Aplikasi Terdesentralisasi (dApps) di Ethereum
Aplikasi terdesentralisasi (dApps) adalah aplikasi yang berjalan di jaringan terdesentralisasi seperti Ethereum, bukan di server terpusat. dApps menggunakan smart contract untuk menjalankan logika bisnis mereka dan berinteraksi dengan blockchain Ethereum.
Karakteristik Utama dApps:
Open Source
Kode sumber dApps biasanya tersedia untuk umum, memungkinkan transparansi dan kolaborasi dalam pengembangan.
Terdesentralisasi
dApps beroperasi pada jaringan blockchain terdesentralisasi, sehingga tidak ada entitas tunggal yang mengontrol aplikasi.
Token Berbasis
Banyak dApps memiliki token kripto mereka sendiri yang digunakan untuk mengakses layanan atau memberikan insentif kepada pengguna.
Tahan Sensor
Karena berjalan di jaringan terdesentralisasi, dApps sulit untuk disensor atau dimatikan oleh otoritas pusat.
Transparan
Semua transaksi dan interaksi dengan dApps tercatat di blockchain publik, memberikan tingkat transparansi yang tinggi.
Tidak Memerlukan Kepercayaan
Pengguna tidak perlu mempercayai pengembang atau perusahaan, karena interaksi diatur oleh smart contract yang tidak dapat diubah.
Kategori Utama dApps di Ethereum:
Kelebihan dApps
- Tahan Sensor: Sulit untuk diblokir atau disensor oleh pemerintah atau otoritas pusat.
- Tidak Ada Downtime: Aplikasi terus berjalan selama jaringan Ethereum aktif.
- Transparansi: Kode dan data tersedia untuk diperiksa oleh siapa saja.
- Keamanan Data: Pengguna memiliki kontrol lebih besar atas data mereka.
- Interoperabilitas: dApps dapat dengan mudah berinteraksi satu sama lain.
- Tokenisasi: Memungkinkan model bisnis baru melalui token digital.
Tantangan dApps
- Skalabilitas: Jaringan Ethereum memiliki batasan dalam jumlah transaksi yang dapat diproses.
- Biaya Gas: Biaya transaksi dapat tinggi saat jaringan sibuk.
- UX/UI: Pengalaman pengguna sering kali lebih rumit dibandingkan aplikasi tradisional.
- Kecepatan: Transaksi membutuhkan waktu untuk dikonfirmasi di blockchain.
- Kompleksitas: Membutuhkan pemahaman tentang cryptocurrency dan dompet digital.
- Bug: Smart contract yang bermasalah tidak dapat diperbaiki setelah di-deploy.
Kategori | Deskripsi | Contoh dApps |
DeFi (Decentralized Finance) | Aplikasi keuangan terdesentralisasi yang menawarkan layanan seperti pinjaman, tabungan, dan pertukaran aset tanpa perantara. | Uniswap, Aave, Compound, MakerDAO |
NFT Marketplaces | Platform untuk membuat, membeli, dan menjual token non-fungible yang mewakili aset digital unik. | OpenSea, Rarible, Foundation |
Gaming | Game berbasis blockchain yang memungkinkan pemain memiliki dan memperdagangkan aset dalam game. | Axie Infinity, Gods Unchained, The Sandbox |
Social Media | Platform media sosial terdesentralisasi yang memberikan pengguna kontrol lebih besar atas data mereka. | Mirror, Lens Protocol, Status |
Identity & Governance | Solusi identitas digital dan sistem tata kelola terdesentralisasi. | ENS (Ethereum Name Service), Aragon, Gitcoin |
Token ETH: Fungsi dan Kegunaannya
ETH adalah token native Ethereum yang memiliki berbagai fungsi dalam ekosistem
Ether (ETH) adalah token native dari jaringan Ethereum. Berbeda dengan Bitcoin yang utamanya berfungsi sebagai mata uang digital, ETH memiliki beberapa fungsi penting dalam ekosistem Ethereum.
Fungsi Utama Token ETH:
- Gas untuk Transaksi: ETH digunakan untuk membayar “gas”, biaya komputasi yang diperlukan untuk menjalankan transaksi atau smart contract di jaringan Ethereum.
- Staking: Setelah transisi ke proof-of-stake, pemilik ETH dapat mempertaruhkan (stake) token mereka untuk menjadi validator dan mengamankan jaringan, serta mendapatkan imbalan.
- Store of Value: Seperti Bitcoin, ETH juga berfungsi sebagai penyimpan nilai dan aset investasi.
- Medium of Exchange: ETH dapat digunakan untuk mentransfer nilai antar pengguna, membayar barang dan jasa, atau sebagai kolateral dalam aplikasi DeFi.
- Utility Token: ETH diperlukan untuk berinteraksi dengan dApps dan layanan dalam ekosistem Ethereum.
Perbedaan Antara ETH dan Token ERC-20:
ETH vs Token ERC-20: ETH adalah token native Ethereum yang digunakan untuk membayar gas dan mengamankan jaringan. Token ERC-20 adalah token yang dibuat menggunakan standar Ethereum (ERC-20) dan berjalan di atas blockchain Ethereum. Contoh token ERC-20 termasuk USDT, LINK, dan UNI. Meskipun keduanya berjalan di jaringan Ethereum, ETH memiliki fungsi fundamental dalam operasi jaringan yang tidak dimiliki oleh token ERC-20.
Cara Mendapatkan dan Menyimpan ETH:
1. Membeli di Exchange
Cara paling umum untuk mendapatkan ETH adalah dengan membelinya di exchange cryptocurrency. Di Indonesia, ada beberapa exchange resmi seperti Indodax, Tokocrypto, dan Pintu. Anda perlu mendaftar, melakukan verifikasi identitas, dan menghubungkan rekening bank Anda.
2. Staking ETH
Dengan transisi ke proof-of-stake, pemilik ETH dapat mempertaruhkan token mereka untuk menjadi validator dan mendapatkan imbalan staking. Ini memerlukan minimum 32 ETH untuk menjalankan validator sendiri, atau Anda dapat bergabung dengan layanan staking yang memungkinkan staking dengan jumlah yang lebih kecil.
3. Menerima Pembayaran
Anda juga bisa menerima ETH sebagai pembayaran untuk produk atau jasa. Banyak freelancer dan bisnis online yang mulai menerima cryptocurrency sebagai metode pembayaran alternatif. Anda hanya perlu membagikan alamat wallet Ethereum Anda kepada pembayar.
Perhatian: Di Indonesia, cryptocurrency termasuk Ethereum diakui sebagai aset komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka, tetapi tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Pastikan untuk selalu mematuhi regulasi yang berlaku.
Kelebihan dan Kelemahan Ethereum
Kelebihan Ethereum
- Platform Terprogram: Memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi dan smart contract yang tidak mungkin dilakukan di blockchain lain.
- Ekosistem Besar: Memiliki komunitas developer terbesar dan ekosistem aplikasi paling beragam di antara semua blockchain.
- Inovasi Berkelanjutan: Terus berkembang dengan upgrade seperti Ethereum 2.0 untuk mengatasi masalah skalabilitas dan efisiensi energi.
- Likuiditas Tinggi: ETH adalah cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua dan memiliki likuiditas yang sangat baik.
- Interoperabilitas: Banyak blockchain lain yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), memungkinkan interoperabilitas antar jaringan.
- Standar Token: Standar seperti ERC-20 dan ERC-721 telah menjadi standar industri untuk token fungible dan non-fungible.
Kelemahan Ethereum
- Masalah Skalabilitas: Jaringan utama Ethereum masih memiliki batasan dalam jumlah transaksi yang dapat diproses per detik.
- Biaya Gas Tinggi: Saat jaringan sibuk, biaya transaksi (gas fee) dapat menjadi sangat mahal, membuat aplikasi kecil tidak ekonomis.
- Kompleksitas: Bagi pemula, konsep smart contract dan interaksi dengan dApps bisa sangat kompleks.
- Risiko Smart Contract: Bug dalam smart contract dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan tidak dapat diperbaiki setelah di-deploy.
- Tantangan Regulasi: Status hukum smart contract dan dApps masih belum jelas di banyak yurisdiksi.
- Ketergantungan pada Pengembang Inti: Meskipun terdesentralisasi, arah pengembangan Ethereum masih sangat dipengaruhi oleh tim pengembang inti.
Solusi Skalabilitas: Untuk mengatasi masalah skalabilitas, Ethereum sedang mengembangkan solusi Layer 2 seperti Optimistic Rollups dan zk-Rollups, serta sharding sebagai bagian dari roadmap Ethereum 2.0. Solusi ini bertujuan untuk meningkatkan throughput transaksi secara signifikan sambil mempertahankan keamanan dan desentralisasi jaringan utama.
Masa Depan Ethereum dan Perkembangan Ethereum 2.0
Ethereum terus berkembang dengan serangkaian upgrade yang bertujuan untuk meningkatkan skalabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jaringan. Upgrade ini secara kolektif dikenal sebagai Ethereum 2.0 atau sekarang lebih sering disebut sebagai “Ethereum Upgrade”.
Milestone Utama Ethereum 2.0:
- The Beacon Chain (Desember 2020): Peluncuran rantai proof-of-stake yang berjalan paralel dengan jaringan proof-of-work yang asli.
- The Merge (September 2022): Penggabungan jaringan utama Ethereum dengan Beacon Chain, mengubah mekanisme konsensus dari proof-of-work ke proof-of-stake.
- The Surge: Implementasi sharding untuk meningkatkan kapasitas dan throughput jaringan.
- The Verge: Pengenalan “Verkle Trees” untuk mengoptimalkan penyimpanan data dan mengurangi ukuran node.
- The Purge: Menghilangkan data historis dan teknis untuk mengurangi kongesti jaringan.
- The Splurge: Serangkaian upgrade tambahan untuk memastikan jaringan berjalan lancar.
Dampak Potensial Ethereum 2.0:
Peningkatan Skalabilitas
Dengan implementasi sharding, Ethereum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transaksi dari ~15 transaksi per detik menjadi ribuan transaksi per detik. Ini akan memungkinkan lebih banyak aplikasi dan pengguna untuk menggunakan jaringan dengan biaya yang lebih rendah.
Efisiensi Energi
Transisi ke proof-of-stake telah mengurangi konsumsi energi Ethereum sebesar ~99.95%, menjadikannya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem proof-of-work sebelumnya.
Pengurangan Biaya Gas
Peningkatan skalabilitas diharapkan akan mengurangi biaya gas secara signifikan, membuat aplikasi mikro dan transaksi bernilai kecil menjadi layak secara ekonomis di jaringan Ethereum.
Keamanan yang Ditingkatkan
Proof-of-stake dengan mekanisme slashing (pemotongan stake validator yang berbuat curang) memberikan insentif ekonomi yang kuat untuk berperilaku jujur, potensial meningkatkan keamanan jaringan.
Adopsi Massal
Dengan hambatan skalabilitas dan biaya yang teratasi, Ethereum berpotensi mencapai adopsi massal untuk berbagai kasus penggunaan, dari keuangan hingga identitas digital dan supply chain.
Interoperabilitas
Ethereum terus bekerja pada peningkatan interoperabilitas dengan blockchain lain, memungkinkan ekosistem yang lebih terhubung dan beragam.
“Ethereum 2.0 bukan hanya tentang skalabilitas. Ini adalah tentang menciptakan platform yang dapat mendukung aplikasi yang melayani seluruh umat manusia. Kami ingin Ethereum menjadi lapisan dasar untuk ekonomi internet baru yang lebih adil dan inklusif.”
Cara Mendapatkan dan Menyimpan Ethereum
Cara Menyimpan ETH:
Jenis Dompet | Deskripsi | Tingkat Keamanan | Cocok Untuk |
Hot Wallet (Online) | Dompet yang terhubung ke internet, seperti MetaMask, Trust Wallet, atau Coinbase Wallet | Rendah-Menengah | Transaksi sehari-hari, jumlah kecil ETH |
Desktop Wallet | Software yang diinstal di komputer Anda, seperti Exodus atau MyCrypto | Menengah | Penggunaan reguler dengan jumlah sedang |
Hardware Wallet | Perangkat fisik khusus untuk menyimpan kunci privat offline, seperti Ledger atau Trezor | Tinggi | Penyimpanan jangka panjang, jumlah besar |
Paper Wallet | Kunci privat dan publik dicetak di kertas | Tinggi (jika disimpan dengan aman) | Penyimpanan jangka panjang, cadangan |
Smart Contract Wallet | Dompet berbasis smart contract dengan fitur tambahan seperti pemulihan sosial, seperti Argent atau Gnosis Safe | Menengah-Tinggi | Pengguna yang menginginkan fitur keamanan tambahan |
Langkah-langkah Membeli dan Menyimpan ETH:
- Langkah 1: Pilih Exchange – Daftar di exchange cryptocurrency terpercaya yang beroperasi di Indonesia, seperti Indodax, Tokocrypto, atau Pintu.
- Langkah 2: Verifikasi Identitas – Selesaikan proses KYC (Know Your Customer) dengan mengunggah dokumen identitas yang diperlukan.
- Langkah 3: Deposit Dana – Transfer dana dari rekening bank Anda ke akun exchange.
- Langkah 4: Beli ETH – Gunakan dana yang telah Anda deposit untuk membeli ETH pada harga pasar atau dengan limit order.
- Langkah 5: Buat Dompet – Buat dompet Ethereum pribadi (seperti MetaMask atau hardware wallet) jika Anda berencana menyimpan ETH dalam jangka panjang.
- Langkah 6: Tarik ETH – Transfer ETH dari exchange ke dompet pribadi Anda untuk keamanan yang lebih baik.
- Langkah 7: Backup Dompet – Simpan seed phrase atau kunci privat dompet Anda di tempat yang aman dan offline.
Tips Keamanan: Selalu cadangkan seed phrase dompet Anda (biasanya 12 atau 24 kata) dan simpan di tempat yang aman secara offline. Jangan pernah membagikan seed phrase atau kunci privat Anda kepada siapapun. Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) untuk semua akun exchange dan dompet yang mendukungnya. Pertimbangkan untuk menggunakan hardware wallet untuk penyimpanan jangka panjang jumlah ETH yang signifikan.
Pertanyaan Umum tentang Ethereum
Apakah Ethereum legal di Indonesia?
Ya, Ethereum legal di Indonesia sebagai aset kripto yang dapat diperdagangkan. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah mengatur perdagangan aset kripto melalui Peraturan No. 5 Tahun 2019. Namun, perlu diingat bahwa cryptocurrency termasuk Ethereum tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Apa perbedaan antara Ethereum dan Ethereum Classic?
Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC) adalah hasil dari hard fork yang terjadi pada 2016 setelah peristiwa The DAO hack. Ethereum melakukan fork untuk mengembalikan dana yang dicuri, sementara Ethereum Classic mempertahankan prinsip “code is law” dan melanjutkan blockchain asli tanpa intervensi. Saat ini, Ethereum memiliki komunitas pengembang yang jauh lebih besar, kapitalisasi pasar yang lebih tinggi, dan terus berkembang dengan upgrade seperti transisi ke proof-of-stake, sementara Ethereum Classic tetap menggunakan proof-of-work.
Berapa biaya gas untuk transaksi Ethereum?
Biaya gas untuk transaksi Ethereum bervariasi tergantung pada kongesti jaringan dan kompleksitas transaksi. Transaksi sederhana seperti transfer ETH biasanya membutuhkan biaya lebih rendah dibandingkan interaksi dengan smart contract yang kompleks. Biaya gas dihitung dalam Gwei (1 Gwei = 0.000000001 ETH) dan dapat berkisar dari beberapa dolar hingga puluhan dolar saat jaringan sibuk. Anda dapat memeriksa biaya gas saat ini di situs seperti ethgasstation.info atau aplikasi dompet Ethereum Anda.
Apa itu ERC-20 dan token non-fungible (NFT)?
ERC-20 adalah standar teknis yang digunakan untuk smart contract pada blockchain Ethereum untuk implementasi token fungible (yang dapat dipertukarkan satu sama lain). Sebagian besar token yang berjalan di atas Ethereum menggunakan standar ERC-20, seperti USDT, LINK, dan UNI. Sementara itu, NFT (Non-Fungible Token) biasanya menggunakan standar ERC-721 atau ERC-1155 dan mewakili item unik yang tidak dapat dipertukarkan satu sama lain. NFT digunakan untuk mewakili kepemilikan aset digital atau fisik seperti karya seni, koleksi, properti virtual, dan banyak lagi.
Bagaimana cara menjadi validator Ethereum?
Untuk menjadi validator Ethereum, Anda memerlukan minimal 32 ETH yang akan di-stake, serta perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai. Langkah-langkahnya meliputi: (1) Menyiapkan perangkat keras dengan spesifikasi yang memadai, (2) Menginstal dan mengkonfigurasi software validator, (3) Melakukan deposit 32 ETH ke kontrak deposit Ethereum, (4) Menjalankan validator node Anda. Jika Anda memiliki kurang dari 32 ETH, Anda masih dapat berpartisipasi dalam staking melalui layanan staking terpusat atau pool seperti Lido atau Rocket Pool, yang memungkinkan Anda untuk melakukan staking dengan jumlah ETH yang lebih kecil.
Kesimpulan
Ethereum telah merevolusi dunia blockchain dengan memperkenalkan konsep platform komputasi terdesentralisasi yang dapat diprogram. Berbeda dengan Bitcoin yang berfokus pada fungsi mata uang digital, Ethereum menawarkan infrastruktur untuk membangun aplikasi terdesentralisasi dan menjalankan smart contract.
Dengan kemampuannya untuk menjalankan program komputer di blockchain, Ethereum telah membuka pintu bagi inovasi dalam berbagai sektor, dari keuangan terdesentralisasi (DeFi) hingga seni digital (NFT) dan organisasi otonom (DAO). Platform ini terus berkembang dengan upgrade seperti transisi ke proof-of-stake dan implementasi solusi skalabilitas yang akan datang.
Meskipun menghadapi tantangan seperti masalah skalabilitas dan biaya gas yang tinggi, Ethereum tetap menjadi platform blockchain paling aktif dengan komunitas pengembang terbesar. Roadmap Ethereum 2.0 menunjukkan komitmen untuk mengatasi keterbatasan ini dan menciptakan platform yang lebih skalabel, aman, dan berkelanjutan.
Bagi pemula yang tertarik dengan Ethereum, penting untuk memahami konsep dasarnya, cara kerjanya, dan potensi aplikasinya. Dengan pengetahuan yang tepat, Anda dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh teknologi revolusioner ini, baik sebagai pengguna, pengembang, atau investor.